Selamat berkunjung di website https://marriage-counseling-001.blogspot.com, situs yang memberikan informasi tentang segala macam penyakit, termasuk penyakit yang saat ini akan dibahas adalah penyakit Hepatitis. Penyakit ini terjadi karena munculnya peradangan pada organ tubuh bagian hati. Untuk mengetahui lebih lanjut Anda dapat simak pembahasan berikut ini.
Jenis pengobatan yang akan dilakukan pasien hepatitis C tergantung pada tingkat kerusakan hati, serta genotipe virus yang dideritanya. Sedangkan tingkat kepulihannya tergantung pada sebagian faktor, terutama genotipe virus hepatitis C yang diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan penderita.
Namun apabila positif terdiagnosis menderita hepatitis C, belum tentu memerlukan langkah pengobatan. Sebagian besar hepatitis C akut bisa pulih tanpa pengobatan khusus. Dokter akan menyarankan tes darah untuk memantau apakah sistem kekebalan tubuh penderita berhasil membasmi vrius selama beberapa bulan.
Jika virus tetap ada, dokter biasanya akan memberikan obat pegylated interferon dan ribavirin. Obat-obatan tersebut akan diberikan melalui suntikan mingguan selama 48 minggu. Apbaila diperlukan, dokter juga akan menyarankan obat-obatan lain misalnya simeprevir, sofobuvir, daclatasvir, komninasi ledipasvir dan sofosbuvir, serta kombinasi ombitaisvir, paritaprevir dan ritonavir.
Sama seperti obat lain, obat-obatan hepatitis C berpotensi mengakibatkan efek samping. Seperti tidak nafsu makan, anemia, demam, mual, depresi, depresi, gatal-gatal pada kulit, kecemasan, sulit berkonsentrasi, serta sulit mengingat sesuatu. Obat-obatan hepatitis C (khususnya ribavirin) berpotensi membahayakan janin. Sebab itu pengobatan hepatitis C pada bumil biasanya dijalani sesudah penderita melahirkan.
Disamping pengobatan medis, dapat juga menjalani langkah-langkah sederhana untuk membatasi kerusakan yang terjadi pada hati. Seperti, menerapkan perilaku makan yang sehat dan seimbang. Berolahraga dengan rutin, berhenti merokok, serta mencegah mengkonsumsi minuman beralkhol. Perlu diingat, bahwa apabila pernah menderita dan pulih dari hepatitis C, bukan berarti tubuh mempunyai kekebalan sepenuhnya terhadap virus tersebut. Walau telah sembuh, pengidap hepatitis C perlu waspada sebab tetap mempunyai resiko untuk kembali terkena infeksi penyakit yang sama.
Pencegahan Hepatitis C
Hepatitis C belum dapat dihindari dengan vaksinasi. Namun terdapat sebagian cara yang bisa diambil untuk menurunkan resiko penularan, seperti berhenti atau tidak memakai obat-obatan terlarang dan hindari beragam pemakaian barang-barang pribadi yang mungkin terkontaminasi darah, seperti alat cukur atau sikat gigi.
Meski penyakit ini langka menular melewati hubungan seks, pemakaian alat pengaman misalnya kondom dalam hubungan seks tetap bisa mencegah dari hepatitis C. Terutama apabila terjadi kontak dengan darah, seperti seks anal atau darah menstruasi.
Adapun berikut pencegahan penyebaran virus hepatitis C yang penting untuk dijalani, yaitu :
- Jangan menjadi pendonor darah.
- Jangan berbagi jaurm suntik serta barang-barang pribadi.
- Membersihkan dan menutupi luka dengan plester tahan air.
- Senantiasa membersihkan ceceran darah dengan obat pembersih rumah tangga.
Pengidap hepatitis C mempunyai resiko untuk tertular jenis hepatitis lain. Sebab itu, dokter biasanya menyarankan mereka untuk melakukan vaksinasi untuk menghindari hepatitis A dan B. Vaksin flu dan infeksi pneumokokus juga terkadang dianjurkan.
0 komentar:
Posting Komentar